Sebanyak 12 mahasiswa dan alumni Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim Sparveon memenangkan kategori Best Student Prize dalam ajang ExploreSA: The Gawler Challenge 2020. Mereka pun berhak meraih pendanaan sebesar 20.000 dolar Australia.
Tim ini beranggotakan tiga mahasiswa program sarjana yaitu Muhammad Ridwan Iyas, Eko Ridho Dinarto, dan Rahmat Alam Akbar, serta empat mahasiswa pascasarjana, Hidayatullah, Marcelinus Febbi Arismara. Lalu, Aliyya Tirangga Aji Buana, dan Mradipta Lintang Alifcanta Moktikanana. Tim juga melibatkan lima alumni, yaitu Aldaka Wiguna, Abyan Abdan, Cendi Diar Permata Dana, Pratama Hadi Nugraha, serta Nurvita Aisah.
“Dalam satu tim ini yang berkompetisi adalah mahasiswa aktif, namun dalam pengerjaanya dibimbing oleh alumni,” ucap Hidayatullah melalui siaran pers, Senin, 19 Oktober 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?HappyInspireConfuseSad
Kompetisi ini sendiri diselenggarakan Unearthed dan Department for Energy and Mining, Government of South Australia, pada 2 Maret-31 Juli 2020, dan diikuti oleh lebih dari 100 negara dari seluruh penjuru dunia.
Baca: Cerita Tenaga Pendidik IPB yang Menjadi Ahli Hypnoterapi
Proses seleksi pemenang dari kompetisi ini dilakukan secara online. Peserta kompetisi ini, terang Hidayatullah, memiliki berbagai latar belakang, baik mahasiswa maupun profesional.
Dengan total peserta lebih dari dua ribu, kompetisi ini memberikan tantangan bagi seluruh peserta untuk mengembangkan inovasi baru menggunakan machine learning dengan data yang disediakan dalam mengidentifikasi lokasi potensial sumber daya mineral di daerah Gawler Craton, South Australia, menggunakan berbagai macam pendekatan.
“Produk yang kami submit berupa program machine learning dengan outputnya berupa peta sebaran potensi mineral logam di South Australia,” terangnya.
Setiap peserta diwajibkan membuat technical report yang menjelaskan secara detail pengerjaan yang dilakukan, digital submission atau model machine learning yang dihasilkan untuk prediksi daerah potensi. Kemudian, membuat video singkat yang menjelaskan poin-poin penting dalam hasil pengerjaan yang akan dinilai oleh panel juri yang ditentukan oleh panitia.
Hidayatullah menjelaskan program ini mulai dikembangkan pada awal April 2020, setelah semua data yang akan dijadikan parameter input diidentifikasi, diklasifikasi dan dievaluasi oleh tim geoscience. Program disebut mampu memprediksi lokasi yang memiliki potensi mineral logam secara cepat dari integritas data yang diinput, seperti data geologi, geofisika, geokimia, drillhole, dan remote sensing.
“Untuk aplikasi dari program ini lebih ke industri karena program yang kami buat ini mempermudah kegiatan eksplorasi mineral logam di sektor pertambangan mineral,” terangnya.
(AGA)
Medcom